Apa film yang anda tonton terakhir kali? Harry Potter-kah? Belahan Jiwa? Pride and Prejudice? Berapa uang yang anda keluarkan untuk menonton film di bioskop? Cukup mahal rasanya. Saya mendapat tontonan film gratis setiap harinya. Meski saya tidak bekerja di Subentra, 21 atau Lembaga Sensor Film Indonesia. Saya hanya butuh duduk dengan sabar menunggu film itu diputar. Sambil sedikit penasaran, apa yang akan ditampilkan kali ini. Film yang sering diputar dan sangat saya gemari adalah Perjalanan Cinta. Dangdut banget yah judulnya, tapi memang film itu sangat bagus dan menyentuh hati, dibandingkan film-film lainnya seperti “Kecelakaan Jalan Raya”, “Motor Salip Kanan Kiri” atau bahkan “Sopir MetroMini Menggila Lagi Hari Ini”. Film Perjalanan Cinta menampilkan cerita yang berbeda setiap episodenya. Saya sudah menonton banyak episode, namun ada beberapa episode yang menjadi favorit dan menyangkut lekat di ingatan saya.
Waktu itu film Perjalanan Cinta menampilkan sebuah film yang amat menyentuh. Seorang wanita tampak dalam perjalan pulang dari tempat bekerja, terlihat sangat lelah namun bahagia. Ia menyebrang jalan digandeng oleh seorang lelaki yang saya duga kekasihnya. Lelaki yang meski nampak kerepotan karena harus membawa tasnya di punggung, membantu membawakan tas kekasihnya dan harus berkonsentrasi menyebrang jalan raya, tetap terlihat bahagia meski juga terlihat lelah. Aaah betapa romantisnya, di sela-sela kesusahan dan kesempitan, cinta tetap terpancar jelas disana. Seakan sang lelaki ingin berkata melalui sikapnya.
“Jangan khawatir sayang, aku disini menjagamu. Peganglah tanganku erat-erat, aku akan membuat kita sampai ke sebrang jalan itu”
Di lain episode, film perjalanan cinta menampilkan sebuah adegan mesra. Masih menampilkan sepasang kekasih, namun kali ini mereka sedang dalam perjalanan pulang naik motor. Sang wanita duduk dibelakang, berpegangan erat kepada kekasihnya, agak bersender ke depan. Saat tiba di lampu merah dan mereka berhenti, tampak wanita itu mengungkapkan kekesalan hatinya selama seharian bekerja. Wajahnya cemberut, sementara bibirnya tidak berhenti mengucapkan kata-kata, dia sedang curhat kepada kekasihnya. Lelaki yang merupakan kekasihnya itu mendengarkan dengan sabar, meski mungkin keadaannya juga tidak lebih baik daripada wanita yang sedang ngomel itu, ia tetap mendegarkan dengan sabar. Dan yang paling menarik, di saat-saat seperti itu, lelaki tersebut berusaha menenangkan hati kekasihnya. Dengan penuh kasih sayang, di tepuk-tepuk dan diusapnya kaki perempuan itu. Seakan ingin berkata.
“Iya sayang.. Aku mengerti kekesalan dan kemarahanmu hari ini. Sabar yah, aku ada disini..”
Beberapa episode juga menampilkan sepasang kekasih dalam perjalanan pulang sehabis bekerja. Di mobil sang lelaki terlihat lelah dan kesal karena jalanan macet sekali. Dengan sabar perempuan yang duduk di sampingnya membelai kepalanya lalu memijat lembut bahu kekasihnya. Lagi-lagi cinta terpancar jelas disana.
Begitulah film tersebut diputar setiap harinya, berganti cerita dalam setiap episodenya. Saya sangat menikmati setiap episodenya, kadang membuat saya berpikir “Ooh Tuhan.. Kapankah tiba waktunya saya mendapat peran dalam film tersebut…”
Kadang saya juga berkhayal, jikalau saya dapat menonton film yang menamplikan diri saya. Mungkin saya terlihat Kurang Waras, mungkin akan berpikir.
“Apa kiranya yang dipikirkan perempuan itu
Seringkali aku melihatnya sepulang kerjaku
Kadang ia melamun melihat ke dalam kelamnya malam
Kadang air mukanya berubah serius, seperti ada sesuatu yang penting yang dipikirkannya
Kadang ia tersenyum… tertawa… bahagia…
Namun tak jarang, aku juga melihatnya menitikkan air mata…”