Wednesday, September 06, 2006

Saling Membutuhkan

Di dalam hidup, gak bisa dipungkiri kalo kita saling membutuhkan satu sama lain. Gak ada satupun manusia yang bisa hidup sendiri dan gak butuh orang lain. Sehebat apapun, sekaya apapun, pasti butuh orang lain. Makanya sehari-hari kita saling membantu, saling tolong menolong. Ibaratnya simbiosis mutualisme dimana anak dan inangnya diuntungkan, begitu juga kehidupan kita sehari-hari.

Tapiiii kegiatan saling membantu dan tolong menolong itu kadang menjadi terlalu jauh, yang ada bukan lagi tolong menolong tapi malah ketergantungan, addiktif, manja, mengandalkan orang lain. Kalo udah gini, konsep simbiosis parasitisme mungkin berlaku yah, dimana sang anak diuntungnya dan inangnya dirugikan... Hmmm... gue sebel kalo udah merasa tergantung sama orang lain, karena menurut gue saat seseorang mulai bergantung pada orang lain, saat itulah penjajahan dimulai :P

Kalo kasusnya tergantungnya kita pada orang tua pada masa awal-awal hidup kita sih, gapapa, wajar lagipula orang tua gak mungkin menjajah anaknya, sedikit ngatur sih mungkin iyah... Tapi ada juga lho ortu yang menyiksa anaknya, kenapa? Karena mereka tau, anaknya tergantung pada dirinya, karena merasa superior, ortu jadi merasa berhak dan boleh menjajah anaknya, merampas hak nya dan mengambil kebahagiaan anaknya..

Nah, maka dari itu, gue sebel segala bentuk ketergantungan, karena menurut gue, ketergantungan itu menimbulkan perbedaan kasta, perbedaan derajat antara yang membutuhkan dan yang dibutuhkan. Kalau yang dibutuhkan baik hati, penyabar dan menyadari bahwa di roda kehidupan yang lain, dia membutuhkan orang lain juga, ya gapapa. Orang macem gitu pasti akan tetap baik hati dan melayani dengan sabar orang yang membutuhkannya. Tapi kalau si orang yang dibutuhkan itu gede kepala, tinggi hati dan merasa dirinya "Tuhan" maka dimulailah penjajahan itu. Sikap semena-mena, merendahkan orang lain, judes, rese, nyebelin, jual mahal :D huwehehehehe

Padahal sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga *ga nyambung :P hehehe krn abis baca novel KamarCewek :D*, maksud gue diatas gunung masih ada langit, diatas langit masih ada galaksi, diatas galaksi masih ada galaksi-galaksi lain, lha wong surga aja sampe langit ke-7, berarti kita hidup di kolong langit kan? Dan di ujung langit ke-7 itu masih ada yang Paling Hebat dari yang terhebat :D hehehe

Jadi hai para orang-orang pintar nan hebat, janganlah tinggi hati.. Karena suatu saat pasti akan butuh orang lain, hidup ini saling membutuhkan, saling mengisi, semua setara, gak ada yang superior, gak ada yang lebih hebat satu dari yang lainnya..

Mari yok mariii... :)

Update:

Tiba-tiba saja gue "diberondong" pertanyaan seperti ini, setelah gue posting tulisan gue barusan.

***: gimana kalo casenya: kita sebenarnya tidak berasa hebat, dan tidak juga berniat "menjajah", kita menolong seseorang so very very often... sampai kita sering mengorbankan hal2 yang kita impikan..kita selalu membantu dia, bahkan dalam situasi2 tersulit, yang terkadang bahkan dia tak akan ada jika hal yang terjadi adalah sebaliknya..
***: seringkali kita sebagai manusi jg ingin di hargai
ekSi naDs: huwahahahaha.. you're reading my blog :D
***: setidaknya mengerti bahwa kita jg punya cita2, harapan,
***: kita jg lelah dengan urusan kantor, dll
***: kita tetap rela meluangkan waktu untuk membantu..
ekSi naDs: Wakakakkkkk...

Jadi begini saudara ***, saya bukan penasihat hukum maupun percintaan :D huwehehe

Seperti yang udah gue tulis sebelumnya, segala bentuk ketergantungan itu akan menimbulkan addiktif, manja, mengandalkan orang lain. Maka itu, apabila anda merasa sebagai pihak yang "digantungi" janganlah anda terus-terusan memberikan "ikan" tapi berikanlah "kail" untuk mencari ikan :D mudah-mudahan, teman anda akan belajar sendiri untuk mancing ikan, daripada terus-terusan diberi ikan *yang akan mengakibatkan manja dan ketergantungan*. Nah perlu juga anda sadari, kalau lagi "digantungi" oleh orang lain artinya anda sedang diberikan rahmat atau ujian kebisaan/kepintaran lebih dari orang lain, tentu saja anda harus menyikapi dengan bijak, dengan cara memberikan "kail" bukan "ikan" itu tadi namun dengan cara yang tersembunyi, jangan sampai si orang itu menyadari, karena kemungkinan besar ia akan marah :)

Huehehehe.. Dan saat menolong orang lain ingatlah bahwa kebisaan dan kepintaran yang anda miliki merupakan "titipan" dari Illahi dan tolonglah orang lain karena Allah bukan karena "orang itu", mudah-mudahan dengan mengingat hal tersebut, rasa capek, buang-buang waktu, tenaga dan pikiran akan tersingkirkan dari diri anda tetapi yang perlu diingat lagi dalam melakukan sesuatu jangan sampai men-dzalimi diri sendiri, anda yang paling tau batasnya :)

Tenang saja, Allah tidak akan salah liat, tidak akan salah ngasih amanat dan rejeki. Insya Allah pertolongan yang anda berikan, akan dibalas dengan berlipat ganda... Amiiin :) huwhehehehe

Sekian dan terima kasih :D huwehehe *norak abiss*