Thursday, July 13, 2006

Nadine Chandrawinata dalam pemilihan Miss Universe

Beberapa hari yang lalu, gue baca berita tentang Nadine Chandrawinata, Putri Indonesia 2006 yang berangkat untuk berkompetisi di ajang pemilihan ratu Sejagat (Miss Universe .red). Berita yang gue baca sebelumnya ialah tentang Nadine dan pose (yang dianggap seronok) pada situs tersebut. Pada berita tersebut dituliskan bahwa hanya Nadine yang berfoto dengan menampilkan (maaf) belahan dada.

Penasaran dengan penampilannya, gue browsing ke official site Miss Universe. Setelah menemukan menu untuk browse kandidat, gue click "Indonesia" untuk melihat wakil dari negara kita, yaitu Nadine Chandrawinata.

Saat melihat pertama kali, gue pikir, oke lah, dia memang seksi :D tapi gue agak miris melihat cuplikan video wawancara Nadine oleh tim Miss Universe, cuplikannya bisa dilihat disini. Menurut gue dan beberapa teman gue yang ikutan nonton (dan cekikikan bareng ;p ) Nadine sepertinya berusaha menampilkan suatu tokoh sempurna dan sosok panutan semua orang tentang bagaimana seorang wanita seharusnya, cantik, pintar, memiliki pribadi yang kuat dan peduli sesama. Dalam proses menampilkan panutan tersebut sayangnya Nadine lupa menjadi dirinya sendiri, tokoh yang ditampilkan seakan palsu dan tidak ada di dunia nyata. I mean, come one, kita sesama orang Indonesia kan udah tahu sama tau kalo yang namanya model, cantik, terawat dan segala macam embel-embel yang melekat pada dirinya, emang dia bener-bener mau turut merasakan hidup agak “susah” dan hidup tahan banting seperti yang biasanya dilakukan pekerja-pekerja sosial pada umumnya? :D hehehe bukannya sarkastik dan sinis yah, tapi menurut gue sih begitu dan hal ini diamini juga sama salah satu temen gue.

Bila dibandingkan dengan kandidat dari negeri terdekat dan masih satu rumpun dengan kita yaitu Malaysia, gue rasa Nadine masih jauh di belakang Miss Malaysia dalam urusan bahasa maupun kepribadian. Miss Malaysia tersebut tidak berusaha menjadi orang lain atau menjadi sosok yang sempurna dengan menonjolkan sisi kemanusiaannya. She was just being herself. She told us how she loves to cook and how she imagined that someday she would build her own restaurant. She was nothing but her own self. Dengan dia menjadi dirinya sendiri, gue malah admire dia, dia berani mengungkapkan cita-citanya, punya visi dan punya tujuan dalam hidupnya. Tidak seperti kandidat dari negara kita yang terkesan “kosong” :D hehehe

Lepas dari itu semua, gue sih cukup kagum pada Nadine yang berhasil menjadi Putri Indonesia 2006 dan mengalahkan jutaan wanita lain se-Indonesia (ehm.. se-Indonesia ;p), yang tentunya dalam proses pemilihan itu para juri mempertimbangkan Brain, Beauty dan Behavior (moto yang selalu di agung-agungkan oleh para penyelenggara pemilihan ratu kecantikan ;p ). Dan pastinya mereka tidak akan salah pilih kan? (Tidak kan?? Jadi betul “wakil” dari Indonesia adalah Nadine, yang berarti image Indonesia ditentukan oleh dia yang berarti most of our women are like her ;p.). Kembali ke kejadian awal yang membuat gue penasaran dengan kiprah Nadine di kancah Miss Universe ialah foto yang dianggap terlalu “terbuka”. Gue menilai, ada yang lebih “parah” yang harus dikhawatirkan daripada foto dengan pakaian sedikit “terbuka” :D Mungkin lain kali, orang Indonesia harus lebih kritis dalam menilai seseorang, jangan hanya dari tampilan luarnya saja dan dikomentari habis-habisan, namun sebelum dia “mewakili” negara kita, kita harus menggempur “dalam” nya habis-habisan. Agar wakil yang merepresentasikan negara kita benar-benar membawa bekal Brain, Beauty and Behavior :D hehehe after all, it is a competition of women who had strong Behavior, smart Brain and a total Beauty, right? :P