Narcissisme atau sifat mencintai diri sendiri. Kalau tidak salah saya pernah membaca di suatu majalah, bahwa menurut kepercayaan manaaa gitu, sifat ini pertama dikenalkan oleh Raja [atau Dewa yah?] Narcis. Beliau adalah orang yang mencintai, mengagumi keindahan diri sendiri. Dia sukaaa banget bercermin, saking cintanya dan senangnya mengagumi diri sendiri.
Nah istilah itu yang banyak dipake sekarang. Kalo di HP kita atau di frenster [Doooh, frenster jadi tolak ukur!] banyak terdapat foto kita sendiri, sedang tersenyum manis, bergaya cool atau apa saja dengan berbagai ukuran, angle dan lain lain, pasti komentar orang yang melihatnya adalah “Narcis banget siih loo!” Hehehehe :D
Tapi gue rasa, pada dasarnya manusia itu adalah mahluk hidup yang narcis. Masing-masing ingin diketahui keindahannya, disadari kehebatannya dan kemudian diakui oleh orang lain. Hal ini sering sekali saya alami. Suatu ketika saya iseng menanyakan, kepada seorang teman kantor yang sedang hamil.
“Mbak umur berapa sih? Kok masih keliatan muda....”
“Umur 2* [dirahasiakan :p ]”
“Mbak waktu nikah umur berapa?”
“Umur 26”
“Waah muda juga yaaah... Ketemu suaminya dimana?”
“Waah ketemu suami saya tuh di reunian, jadi dulu dia adalah.... blablabla” panjaaang banget dia cerita tentang pertemuan dengan suaminya, masa pacaran, pernikahan dan ribetnya pernikahan, dari mencari gedung, katering, dll. Mulailah ia bercerita tentang dirinya sendiri. Saya yang tadinya hendak pipis, jadi menunda keinginan saya dan mendengarkan ceritanya.
Atau di lain waktu saya sedang online di Yahoo Messenger, seorang teman menyapa.
“Hei Sii... Pa kabar??”
“Heii.. Alhamdulillah baik... Lo gimana?”
“Baik juga.. Gimana kerjaan?”
“Yaah masih gini-gini aja.. Lo gimana”
“Iyaaah.. Gue juga.. Jadi gini, gue tuh begini begini begitu begitu.... dst.... dst... dst... “
Dia menceritakan tentang dirinya, lengkap semua kejadian hidup dan pencapaian prestasinya. Kemudian pada akhir percakapan.
“Eh udah dulu yah, gue musti balik kerja... Dah yah.. Met kerja.. Byeee...”
“Oke.. Met kerja juga, sukses yaah.. Byee..”
Lalu saya terdiam. Mencoba menelaah kejadian yang menimpa saya. Lucu juga. Dia menanyakan kabar saya, but instead of hearing my story, she was telling her story. Lucu. Mungkin itu cara manusia ingin dindengar, ingin ditanya, ingin diketahui oleh orang lain keberadaannya. Saya jadi berpikir, mungkin di dunia ini tidak ada orang yang benar-benar pendengar yang baik, pendengar sejati. Mungkin pada dasarnya orang ingiin sekali di dengar, dimengerti. Makanya kalo pacar menelpon dan tidak terangkat karena berbagai alasan, pasti sedikit ngambeg, karena ingin didengar saat itu juga :p termasuk saya...
Kalo dari kasus-kasus diatas sih, saya sama sekali tidak keberatan dengan teman-teman saya. Saya suka dan selalu tertarik dengan kisah hidup orang lain dan pencapaian prestasi dalam hidupnya. Membuat acuan dan memberi pacuan untuk diri saya agar menjadi lebih baik lagi, memperbaiki diri dan tidak mau ketinggalan.
Saya rasa masalah di negara ini juga seperti itu. Rakyat ingin didengar oleh pemerintah yang mereka gaji dan menuntut perubahan dalam hidupnya. Sementara pemerintah ingin didengar bahwa kerja mereka juga tidak mudah dan ingin lagi didengar tentang keinginannya naik gaji. Mereka enak tidak butuh persetujuan kita untuk naik gaji, kalau kita? RUU Buruh dan Tenaga kerja serta UMR kita saja ditentukan oleh pemerintah. Antara adil dan tidak adil siih... Intinya semua ingin di dengar. Kalau saja ada orang yang mau meluangkan sedikiiiiiiit waktunya untuk duduk sejenak dan mencoba mendengarkan orang lain, mengesampingkan dirinya dan benar-benar mendengarkan bukan sepintas lalu, mungkin semuanya akan baik-baik saja.
Ahhh.. Mungkin memang sifat manusia seperti itu yah... Saya rasa saya juga Narcis. Saya ingin mencurahkan apa yang saya rasakan, saya pikirkan hingga akhirnya saya tuliskan dalam blog ini, saya ingin didengar, ingin ada tempat mencurahkan pikiran-pikiran absurb saya... Kasihan blog saya.... Buat saya, blog saya ini merupakan pendengar terbaik saya...
Sudah yah, ada panggilan dari Allah yang harus di dengar... Saya solat dulu.. Assalamualaikum :)
Nah istilah itu yang banyak dipake sekarang. Kalo di HP kita atau di frenster [Doooh, frenster jadi tolak ukur!] banyak terdapat foto kita sendiri, sedang tersenyum manis, bergaya cool atau apa saja dengan berbagai ukuran, angle dan lain lain, pasti komentar orang yang melihatnya adalah “Narcis banget siih loo!” Hehehehe :D
Tapi gue rasa, pada dasarnya manusia itu adalah mahluk hidup yang narcis. Masing-masing ingin diketahui keindahannya, disadari kehebatannya dan kemudian diakui oleh orang lain. Hal ini sering sekali saya alami. Suatu ketika saya iseng menanyakan, kepada seorang teman kantor yang sedang hamil.
“Mbak umur berapa sih? Kok masih keliatan muda....”
“Umur 2* [dirahasiakan :p ]”
“Mbak waktu nikah umur berapa?”
“Umur 26”
“Waah muda juga yaaah... Ketemu suaminya dimana?”
“Waah ketemu suami saya tuh di reunian, jadi dulu dia adalah.... blablabla” panjaaang banget dia cerita tentang pertemuan dengan suaminya, masa pacaran, pernikahan dan ribetnya pernikahan, dari mencari gedung, katering, dll. Mulailah ia bercerita tentang dirinya sendiri. Saya yang tadinya hendak pipis, jadi menunda keinginan saya dan mendengarkan ceritanya.
Atau di lain waktu saya sedang online di Yahoo Messenger, seorang teman menyapa.
“Hei Sii... Pa kabar??”
“Heii.. Alhamdulillah baik... Lo gimana?”
“Baik juga.. Gimana kerjaan?”
“Yaah masih gini-gini aja.. Lo gimana”
“Iyaaah.. Gue juga.. Jadi gini, gue tuh begini begini begitu begitu.... dst.... dst... dst... “
Dia menceritakan tentang dirinya, lengkap semua kejadian hidup dan pencapaian prestasinya. Kemudian pada akhir percakapan.
“Eh udah dulu yah, gue musti balik kerja... Dah yah.. Met kerja.. Byeee...”
“Oke.. Met kerja juga, sukses yaah.. Byee..”
Lalu saya terdiam. Mencoba menelaah kejadian yang menimpa saya. Lucu juga. Dia menanyakan kabar saya, but instead of hearing my story, she was telling her story. Lucu. Mungkin itu cara manusia ingin dindengar, ingin ditanya, ingin diketahui oleh orang lain keberadaannya. Saya jadi berpikir, mungkin di dunia ini tidak ada orang yang benar-benar pendengar yang baik, pendengar sejati. Mungkin pada dasarnya orang ingiin sekali di dengar, dimengerti. Makanya kalo pacar menelpon dan tidak terangkat karena berbagai alasan, pasti sedikit ngambeg, karena ingin didengar saat itu juga :p termasuk saya...
Kalo dari kasus-kasus diatas sih, saya sama sekali tidak keberatan dengan teman-teman saya. Saya suka dan selalu tertarik dengan kisah hidup orang lain dan pencapaian prestasi dalam hidupnya. Membuat acuan dan memberi pacuan untuk diri saya agar menjadi lebih baik lagi, memperbaiki diri dan tidak mau ketinggalan.
Saya rasa masalah di negara ini juga seperti itu. Rakyat ingin didengar oleh pemerintah yang mereka gaji dan menuntut perubahan dalam hidupnya. Sementara pemerintah ingin didengar bahwa kerja mereka juga tidak mudah dan ingin lagi didengar tentang keinginannya naik gaji. Mereka enak tidak butuh persetujuan kita untuk naik gaji, kalau kita? RUU Buruh dan Tenaga kerja serta UMR kita saja ditentukan oleh pemerintah. Antara adil dan tidak adil siih... Intinya semua ingin di dengar. Kalau saja ada orang yang mau meluangkan sedikiiiiiiit waktunya untuk duduk sejenak dan mencoba mendengarkan orang lain, mengesampingkan dirinya dan benar-benar mendengarkan bukan sepintas lalu, mungkin semuanya akan baik-baik saja.
Ahhh.. Mungkin memang sifat manusia seperti itu yah... Saya rasa saya juga Narcis. Saya ingin mencurahkan apa yang saya rasakan, saya pikirkan hingga akhirnya saya tuliskan dalam blog ini, saya ingin didengar, ingin ada tempat mencurahkan pikiran-pikiran absurb saya... Kasihan blog saya.... Buat saya, blog saya ini merupakan pendengar terbaik saya...
Sudah yah, ada panggilan dari Allah yang harus di dengar... Saya solat dulu.. Assalamualaikum :)