Sunday, October 15, 2006

Everybody's Changing and I don't Feel the Same

Malem minggu kemaren, gue ada acara buka puasa bersama dengan alumni dari kampus gue. Karena alasan ini itu, yang dateng bupus bareng gak terlalu banyak, meskipun begitu tetep aja rame dan penuh canda tawa (ciyeeh). Dari segi fisik atau tampilan luar, temen-temen gue gak banyak berubah, tampangnya, badannya, cara bercandanya, lucunya, masih begitu-begitu aja, masih lucu, seger, kocak, pokoknya masih familiar deh, masih bikin gue berasa ada di "tempatnya". Tapi kalau gue liat lebih jauh dan lebih dalam lagi, melihat satu-satu sifat dan kedekatan gue sama temen-temen gue, gue rasa ada yang berubah, I don't know what was that and what was happening, but I felt different. Dulu kita cuma ketemuan, bisa langsung cerita ini itu, curhat ini itu bahkan sahabat gue gak perlu ngomongpun, gue udah bisa menebak isi hati mereka dan keadaan terakhir mereka dan sebaliknya, mereka pun begitu. Tapi entah kenapa, malam kemaren, gue serasa kehilangan "chemistry" dengan temen-temen cewek gue. I don't know why...

Mungkin penyebab utamanya karena kita sudah jarang ketemu, beda dengan pas kuliah dulu. Tapi itu seharusnya wajar kan, secara masing-masing sudah mulai harus berkarya dan memiliki kehidupannya masing-masing. Dan (menurut gue) pertemanan dan persahabatannya harusnya tumbuh menjadi lebih "dewasa" yaitu, gak mementingkan kuantitas lagi tapi kualitas. Tapi yang terjadi bukan begitu, boro-boro kualitas dan kuantitas tercapai, lah wong pas ketemu aja (menurut gue) terasa hambar. Sebenernya kalau dilihat secara general, oke-oke aja... Namun ada pertemuan dengan sahabat gue yang membuat gue kecewa. I mean, am I nothing to her? We used to be bestfriends, but now I don't think that she consider me as her bestfriend any longer. And I really don't know what has caused this, I have no idea, I'm clueless... Kalau sudah begini, gue jadi bingung sendiri, dulu definisi sahabat itu buat gue ialah orang yang paling mengerti gue diantara temen-temen lainnya. Orang yang tanpa gue ngomong pun, sudah bisa menebak isi hati gue, orang yang paling tau tentang hidup gue meski hanya gue ceritain sedikit karena mereka udah tau banget gimana gue... Tapi sekarang, gue bener-bener gak tau lagi definisi sahabat itu seperti apa....

Dan bukannya gue gak mau menerima perubahan, I am open to changes. Kaya sahabat gue yang jadi Abnon Jakarta Selatan, dia berubah banget, dari segi dandanan, pergaulan, cara berpikir, cara ngomong, banyak deeh. But somehow I feel special to her and she knows exactly that she is special to me. Ada lagi sahabat gue yang sekarang makin sarkastik, orangnya jujur, blak-blakan meski kadang dia suka ga sadar mungkin menyinggung orang lain, tapi gue udah ngerti banget sifatnya and I am okay with that and again I feel special to her and she knows exactly that she's special to me :) Banyak deh contoh lain tentang pertemanan gue yang ga perlu komunikasi intents tapi masih "bermakna".

Apa sahabatan itu harus sms-an atau telpon-telponan rutin? Saling mengabari dan ketergantungan satu sama lain? Harus kemana-mana bareng dan harus tau satu sama lain ngapain aja? Jujur gue gak pernah suka sahabatan model kaya gitu, model nge-geng yang berasa mati kalau sahabatnya gak ada. Definisi sahabat buat gue adalah orang yang punya pribadi, keinginan dan karakter masing-masing yang somehow selalu "tune in" kalau ketemu dan ngobrol... Bukan kaya orang planet yang gak nyambung satu sama lain dan bukan pula orang yang gak berkarakter dan gak tau mau ngapain tanpa temen-temennya. Itu definisi gue dulu, sekarang? Apa harus gue rubah yah... Because now Everybody's Changing and I don't Feel the Same...