Monday, June 12, 2006

Tentang Jodoh

Kayaknya kita semua tahu dan pasti yakin kalau jodoh itu di tangan Allah SWT. Sudah ada yang mengatur, sudah ada yang menentukan. Kebesaran dan kepastian tentang hal ini ditunjukkan oleh suatu kejadian yang akan datang dalam hidup saya.

Saya akaaaaaan....

Menikah?

Belum ;p hehehehe yang benar ialah

Saya akaaaan.... Menghadiri pernikahan seorang sahabat.

Dalam waktu pencarian, menunggu, menanti, me-resah sampai basah ;p , mendamba seorang jodoh ini yang bikin deg-degan kali yah. Saya sendiri kaget mendengar berita bahwa sahabat saya itu akan mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang lelaki yang baru menjadi pacarnya selama beberapa bulan. Padahal sebelumnya ia pacaran dengan lelaki lain yang cukup lama... Ah.. Bukan jodohnya, jawaban yang paling praktis, nyata dan tanpa tanda tanya.

Hal lain yang membuat saya juga terkejut ialah melihat latar belakang sahabat saya itu. Dulu, saat kami sama-sama kuliah, ia termasuk orang yang jauuh dari kegiatan berdua-duaan. Bukannya ia tidak tertarik, ia memang tertarik dengan beberapa lelaki teman kampus kami, namun entah kenapa selalu kandas. Lelaki-lelaki itu hanya memanfaatkan kepandaian teman saya [Huuh!] Kemudian kami sama-sama lulus, menempuh jalan hidup masing-masing [cie ilah..]. Saya bekerja, sementara ia meneruskan kuliah. Rejeki yang saya dapatkan dari Allah SWT berupa pekerjaan ternyata diturunkan Allah SWT berbentuk lain kepada sahabat saya, yah itu tadi, ia diberikan rejeki seorang jodoh! Memang rencanaNya tidak dapat kita tebak. Di lain hari mungkin kita mengharu biru karena kekasih namun mungkin di hari lain kita berpeluh keringat mencari kerjaan [tulisan saya barusan kok ga nyambung yah? Cuek ah... Saya cuma mau keluarin uneg2x...]

Anyway, mengenai pernikahan itu sendiri. Bagaimana saya memandang pernikahan... Hmm coba saya pikir dulu. Saya memandang pernikahan sebagai sebuah kegiatan jihad, sebuah ibadah yang saya harapkan akan membuat saya lebih dekat kepadaNya. Sebuah perbuatan yang dilakukan atas dasar cinta kepadaNya dan dalam rangka ingin menjalankan perintahNya. Mengapa demikian? Begini pemikiran saya; Coba kalau dipikir-pikir, bilasaja kegiatan pernikahan, cara-caranya, syarat sah-nya tidak ditunjukkan oleh para Nabi dan Rosul-rosul Allah serta tidak ditunjukkan hukum-hukumnya di Al-Quran, mungkin kita tidak akan mengenal aktivitas yang namanya pernikahan. Mungkin kita akan summen liven [bahasa Belanda/Jerman gitu kata nenek saya, maaf kalau salah spelling] atau kumpul kebo dalam bahasa Indonesia. Mungkin kita akan asal "tubruk" selama suka-sama-suka. Persis binatang, persis kambing yang mau dipotong hehhe [kambing aja, kadang ada yang lari lho karena ogah ditubruk ;p ]

Yah begitulah menurut saya tentang suatu pernikahan itu. Kegiatan untuk mensucikan kedua belah mempelai, baik laki-laki maupun perempuan. Sebuah ibadah. Dan menurut saya nih, dimanapun dan apapun bentuk ibadah kita pasti di ganggu oleh syaitan. Syaitan gak akan suka kalau melihat seorang hamba tenang melenggang mengikuti perintah Allah. Apalagi yang jihad seperti ini. Pasti banyak godaannya. Saya sendiri memang belum mengalami karena saya belum menikah. Tapi kalo melihat keadaa sekitar yang penuh dengan perceraian, perselingkuhan, masya Allah... ngeri rasanya. Begitu susahnya melaksanakan ibadah atas namaMu ya Allah... Begitu susahnya mendekatkan diri padaMu ya Allah...

Kejadian ini juga memantapkan hati saya akan kebesaranNya. Bahwa rejeki datang dari arah yang tidak kita duga :) Saya doakan kepada teman saya, agar selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, agar menjadi pasangan dunia akhirat dan dijauhkan dari godaan syaitan yang terkutuk dan terlaknat... Amiin...

PS: Dan semoga teman-temannya [termasuk saya ;p ] diberikan rejeki berupa pernikahan pula pada saatnya nanti... :) Amiin...