Monday, March 19, 2007

Chronicles of Riddick

Semalam saat menunggu kedua orang tua saya pulang dari menjenguk kerabat di Rumah Sakit, saya nonton film yang ditanyangkan di Bioskop Trans TV. Tadi malam filmnya berjudul Chornicles of Riddick, film action-fiction yang saya tonton secara terpaksa, karena sejujurnya saya kurang suka film model seperti ini.

Cerita di film ini sedikit mirip dengan Firaun dan Nabi Musa. Ada seorang pemuka/penguasa suatu planet yang berlatar belakang militer, yang suatu hari bermimpi bahwa penghuni dari Planet Furyan akan menjatuhkan tirani kepemimpinannya dan membunuhnya. Karena cemas, sang penguasa berburu ke planet Furyan dan membunuh semua yang ada. Beberapa tahun kemudian, diketahui bahwa ada satu orang yang selamat dari massive murder itu, seorang bernama Riddick, seseorang yang seperti tokoh sentral di setiap cerita action, digambarkan sebagai orang yang sangat kuat, jago berkelahi, unbeatable dan dapat melawan 100 orang sendirian dan membunuh musuh hanya menggunakan cangkir teh =P hehehehe Riddick ditemukan dan ditangkap kemudian diasingkan ke Planet tahanan yang bernama Planet Crimosome (atau apalah gitu, lupa).

Jalan cerita selanjutnya mungkin silahkan baca di official site-nya karena saya tertidur di tengah-tengah film, namun satu hal yang menarik dalam film ini ialah Planet tahanan Crimosome tadi. Film yang mengambil setting antariksa seperti Star Wars ini menggambarkan Planet Crimosome sebagai planet yang mengerikan, bagaimana tidak? Permukaan planet tersebut seperti bongkahan-bongkahan tajam terbuat dari baja, di belahan lain planet ini adalah gurun yang sangat luas, selain itu planet tersebut disinari matahari yang luar biasa panasnya, 700 derajat Fahrenheit pada siang hari dan 300 derajat Fahrenheit pada malam hari. Bisa dibayangkan kan bagaimana sengsaranya? Pada film itu juga digambarkan bahwa saat matahari muncul, mahluk-mahluk harus bersembunyi di balik bebatuan, di dalam gua, dll bila tidak mau mati terbakar! Iyah! Terbakar, betapa mengerikannya.

Keadaan di planet itu membuat saya memandingkannya dengan keadaan planet bumi tercinta. Betapa ternyata Allah Tuhan Semesta Alam sangat Mengasihi dan Menyayangi seluruh mahluk yang ada di bumi dan menyayangi manusia sehingga diturunkan ke bumi bukan ke planet Merkurius yang sangat dekat dengan matahari. Allah menciptakan matahari sebagai sumber kehidupan namun membuatnya bersinar cukup sehingga tidak membuat penghuni bumi terbakar, menciptakan air juga sebagai sumber kehidupan dalam kadar yang cukup sehingga masih terdapat daratan untuk ditempati, menciptakan tanah sebagai tempat berkembang biak, menciptakan angin dengan udara yang sejuk dan sejuta kenikmatan lain yang diberikan oleh Allah SWT yang lupa saya syukuri. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana sengsaranya bila bumi beriklim seperti Planet Crimosome di film Chronicles of Riddick atau manusia diturunkan untuk hidup di planet Merkurius! Tidak ada tumbuhan yang sanggup hidup, tidak ada liburan ke pantai atau ke gunung untuk dinikmati, tidak ada air untuk melegakan tenggorokan, untuk bertahan hidup mungkin sangat susah sekali.

Mari mulai mensyukuri nikmat Allah Tuhan Semesta Alam dengan mulai menjaga planet bumi tercinta ini. Menjaganya agar tidak rusak sehingga iklim Planet Crimosome terjadi pada planet bumi ini. Insya Allah…. Terima kasih ya Allah… Alhamdulillahi Robbal ‘Alamiin… Puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam…