Friday, February 24, 2006

Nabi Muhammad SAW

Sebenernya gue mau nulis tentang ini udah lama, tapi gue takut. Takut salah nulis, takut salah mengartikan, takut disalah artikan. Latar belakang gue pengen banget nulis tentang Nabi Muhammad SAW adalah kasus kartun Nabi Muhammad di sebuah tabloid asing, yang lagi ribut-ribut sampai sekarang. Gue bukan ahli agama, ahli tafsir atau segala macamnya. Gue hanya seseorang yang beragama Islam yang sebenernya tersinggung dengan pemuatan kartun Nabi Muhammad tapi gue gak mau ikut-ikutan berbuat tindakan kekerasan. Akhirnya gue coba nulis, mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya dan maksud-maksud gue, serta tidak ada salah paham. Bismillahirrahmanirahiim…

Mengapa tidak “menggambar” Nabi Muhammad SAW?

Asal muasal kemarahan umat Muslim adalah dipasangnya kartun Nabi Muhammad SAW dan penghinaan terhadap beliau dalam sebuah tabloid asing. Warga Muslim merasa adalah salah untuk menggambarkan Nabi Muhammad SAW secara zohir. Terlepas dari salah dan tidak salah, marilah kita merenung bersama. Apakah kita bisa menggambarkan dengan jelas dan tepat wajah Kakek Buyut dari Kakek Buyutnya Kakek kita? [gue nulisnya aja udah belibet nih]. Bahkan kita tidak sanggup menggambarkan Kakek Buyut dari Kakek Buyutnya Kakek kita dengan baik dan benar, lalu mengapa kita merasa mampu menggambarkan Rasulullah SAW? Padahal masa kehidupan beliau berjarak ratusan tahun dari kita. Sepatutnya kita merasakan keterbatasan kita sendiri dan kebesaran Allah SWT dan memohon ampun kepadaNya.

Mengapa Nabi Muhammad SAW mulia?

Dari seluruh Nabi dan Rosul utusan Allah, Nabi Muhammad lah yang paling mulia. Salah satunya adalah karena isra’ miraj’, perjalanan Rosulullah ke Baitul Maqdis di Palestina kemudian ke langit ke tujuh dan bertemu dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha*.

Kita ingat kelebihan Nabi Musa AS yang dapat bercakap cakap langsung dengan Allah SWT dan dapat mendengar suara Allah SWT secara langsung. Suatu ketika Nabi Musa AS ingin sekali melihat Allah SWT, lalu Allah SWT berkata.

Wahai Musa, lihatlah gunung itu, Aku akan menampakkan diri kepadanya. Gunung itu lebih kuat darimu. Kalau ia tetap tegak di tempatnya, berarti engkau pun mungkin bisa melihatKu

Nabi Musa lalu memandang ke arah gunung yang kokoh dan tinggi menjulang itu. Mendadak gunung itu hancur! Nabi Musa gemetar ketakutan. Beliau langsung pingsan.

Setelah sadar kembali, Nabi Musa memohon ampun kepada Allah.

"Ya Allah. Sungguh hamba telah cukup melihat kekuasaan-Mu"

Begitulah kira-kira, Nabi Musa AS tidak mampu melihat Allah SWT. Hal tersebut terjadi karena kehendak dan izin Allah SWT semata. Namun pada isra’ miraj’ dengan izin Allah SWT, Nabi Muhammad bertemu langsung dengan Allah SWT dan kemudian menerima perintah untuk menjalankan shalat 5 waktu. Beliau bahkan bertemu dengan nabi-nabi terdahulu, dari nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS. Betapa mulia Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan ibadahnya, pengenalan ke-Tuhan-annya, beliau mampu dan dipilih oleh Allah SWT untuk menemuiNya, sedang tidak ada nabi sebelumnya yang mampu begitu.

Apabila kita renungkan sejenak. Dalam masa peribadatan kita selama ini, dalam masa ke Islam-an kita selama ini dan dalam masa ke-tauhid-an serta pencarian dan permohonan kita agar sekiranya Allah SWT sudi menemui kita, sudahkah kita dapat melakukannya? Sudahkah kita dapat menemui Allah SWT atau sudikah Allah menemui kita? Sesungguhnya kita ini hanya manusia yang hina. Dan seharusnya kita sadar akan kemuliaan Nabi Muhammad SAW, yang dipilih dan diundang oleh Allah SWT untuk menemuiNya. Dengan segala kelebihan, mukjizat dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW, pantaskah kita menghina beliau? Sudah lebih baikkah diri kita daripada beliau, sehingga kita merasa berhak menghinakannya?

Sepatutnyalah kita bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bila kita telah menghinakan Rosulullah SAW, kepada Allah SWT lah hendaknya kita bertobat dan memohon ampun. Karena kepada Allah SWT-lah sebaik-baiknya tempat kembali.

Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Apabila ada kesalahan kata-kata, penulisan atau apapun juga, mohon dimaafkan. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT….

Source:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Muhammad_s.a.w.

http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Piagam2.html#169a

http://ms.wikipedia.org/wiki/Rasul

http://w3.spancity.com/yosri/IslamNabinabi.htm

http://muslimdelft.nl/titian_ilmu/tentang_nabi/
mengenang_akhlak_nabi_muhammad_sallallahu_alayhi_wasallam.php

* Sidratuh Muntaha: Tempat yang hanya Allah SWT dan RosulNya yang mengetahui.