Tanjung Barat, nama daerah tempat aku tinggal. Sejauh yang bisa aku ingat, aku merasa disinilah aku dilahirkan, disinilah tempat aku, meski sebenarnya beberapa tahun pertama dalam hidupku dihabiskan di rumah nenek aku, di Jl. Kawi, Manggarai. Tapi aku sama sekali tidak ingat. Yang kutahu, aku dibesarkan disini, di Tanjung Barat.
Ibu dan Papah aku-lah yang pertama kali pindah dan membangun rumah di Tanjung Barat diantara saudara-saudaraku yang lain. Saat itu di daerah rumah aku belum ada listrik, apalagi telpon. Tanjung Barat memang benar-benar seperti desa. Desa Betawi karena tetangga-tetangga kita merupakan orang-orang Betawi, suku asli kota Jakarta.
Sesudah itu barulah saudara-saudaraku yang lain pindah dan membangun rumah di tempat yang sama, di Tanjung Barat. Dulu sebagian besar lahan Tanjung Barat merupakan kebun-kebun lebat yang lebih mirip hutan ;) jadi kita bisa membeli rumah dan membangunnya berdekatan. Karena orang tuaku yang pertama pindah, kami menempati rumah yang paling depan. Sementara di belakang ada rumah keluarga Waworontu [yang dihuni nenek baik hati yang bukan saudara kita], setelah itu rumah kakak beradik Adit & Arya, Mas Abi & De' Nia, kemudian di pojok Ali & Aca. Selain itu ada pula rumah Enin - nenek aku- dan Wa Ceu -uwa aku- serta sepetak tanah kosong yang dijadikan lapangan bermain.
Semua rumah saudaraku yang berdekatan itu disatukan dalam satu pagar bersama. Jadi kalau dipikir-pikir, konsep hunian Town House yang sedang marak sekarang, sudah kami lakoni sejak dulu. Mungkin kalo dari dulu sudah ada istilah Town House, perumahan kami akan dinamakan Tanjung Barat Town House ;) hehehe Namun sayang, karena rumahku paling depan dan terletak di pinggir jalan utama, aku tidak masuk dalam lingkup satu pagar tersebut dan agak terpisah, jadi gak tergabung deh dalam satu kesatuan Tanjung Barat Town House itu :D hehehe tapi gak papa, toh hanya dengan jalan kaki, aku dan adikku tetap bisa bermain bersama saudara-saudaraku...
Yah segitu dulu deh yah cerita aku yang pertama. Tentang Tanjung Barat Town House yang cuma ada di Tanjung Barat dan hanya milik aku dan sepupu-sepupu aku :)
Ibu dan Papah aku-lah yang pertama kali pindah dan membangun rumah di Tanjung Barat diantara saudara-saudaraku yang lain. Saat itu di daerah rumah aku belum ada listrik, apalagi telpon. Tanjung Barat memang benar-benar seperti desa. Desa Betawi karena tetangga-tetangga kita merupakan orang-orang Betawi, suku asli kota Jakarta.
Sesudah itu barulah saudara-saudaraku yang lain pindah dan membangun rumah di tempat yang sama, di Tanjung Barat. Dulu sebagian besar lahan Tanjung Barat merupakan kebun-kebun lebat yang lebih mirip hutan ;) jadi kita bisa membeli rumah dan membangunnya berdekatan. Karena orang tuaku yang pertama pindah, kami menempati rumah yang paling depan. Sementara di belakang ada rumah keluarga Waworontu [yang dihuni nenek baik hati yang bukan saudara kita], setelah itu rumah kakak beradik Adit & Arya, Mas Abi & De' Nia, kemudian di pojok Ali & Aca. Selain itu ada pula rumah Enin - nenek aku- dan Wa Ceu -uwa aku- serta sepetak tanah kosong yang dijadikan lapangan bermain.
Semua rumah saudaraku yang berdekatan itu disatukan dalam satu pagar bersama. Jadi kalau dipikir-pikir, konsep hunian Town House yang sedang marak sekarang, sudah kami lakoni sejak dulu. Mungkin kalo dari dulu sudah ada istilah Town House, perumahan kami akan dinamakan Tanjung Barat Town House ;) hehehe Namun sayang, karena rumahku paling depan dan terletak di pinggir jalan utama, aku tidak masuk dalam lingkup satu pagar tersebut dan agak terpisah, jadi gak tergabung deh dalam satu kesatuan Tanjung Barat Town House itu :D hehehe tapi gak papa, toh hanya dengan jalan kaki, aku dan adikku tetap bisa bermain bersama saudara-saudaraku...
Karena letak rumah aku yang berdekatan dengan sepupu-sepupu aku itulah yang membuat aku dekaaat sekali dengan saudara-saudara aku. Kita biasa menghabiskan waktu bersama-sama setiap liburan maupun pulang sekolah. Namun karena Adit merupakan sepupu cewek yang sepantaran *ini bahasa Indonesia bukan yah?* dengan aku, maka mereka Aditlah yang menjadi sahabatku di masa kecil. Meski begitu Adit & Mas Abi yang selalu aku anggap sebagai pemimpin kami. Karena mereka berdua sama-sama lebih tua umurnya daripada aku dan dari sepupu aku yang lainnya... Kadang kita main sepeda di sekitar lingkungan rumah kami atau hanya ngumpul di salah satu rumah. Ngobrol, makan, main game, atau ketiduran bareng ;) hehehe
Yah segitu dulu deh yah cerita aku yang pertama. Tentang Tanjung Barat Town House yang cuma ada di Tanjung Barat dan hanya milik aku dan sepupu-sepupu aku :)