Friday, January 27, 2006

Jadi Diri Sendiri

Seringkali ada orang yang mengatakan pada kita atau kita yang mengatakan pada diri kita sendiri kata-kata diatas. Jadilah diri sendiri, semua orang punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, jangan berusaha menjadi orang lain. Begitulah kira-kira, kata-kata yang sering diucapkan orang lain atau diri sendiri, saat kita merasa “kecil”, tidak bisa apa-apa dan membandingkan diri dengan orang lain.

Sayapun begitu. Saat saya membaca blog-blog ini (hormon’s, sandRaOnly, dll), saya merasa kecil. Isi blog mereka begitu cerdas, menarik, mengupas topik-topik terkini dari keadaan politik, ekonomi, sosial dan issue-issue lain yang tengah hangat di masyarakat. Saya langsung menebak bahwa mereka pastilah orang-orang cerdas yang mampu menuliskan pendapat dan pikirannya dalam untaian kata yang enak dibaca. Saya kagum. Ketika saya mencoba dan ingin sekali terlihat pandai dengan menulis suatu issue sosial atau politik yang tengah hangat di masyarakat, saya malahan terlihat bodoh, kosong dan pointless. Saya menghapusnya, mengurungkan niat, merasa itu bukan bidang saya.

Begitu pula pada masa-masa awal saya memutuskan untuk membuat blog. Teman saya ini yang menginspirasikan. Dan lagi-lagi setelah membaca blog dari ninit, okke, adhitya, kamarcewek, dll saya juga merasa ingin seperti mereka. Ingin dapat menulis suatu cerita menarik. Melihat suatu hal dari sisi lain dan menuangkannya dalam sebuah kalimat lucu dan menarik. Namun seperti halnya saat ini, saat itupun saya gagal. Cerita yang saya buat tidak lucu dan sama sekali tidak menarik. Saya menghapusnya.

Kalau dilihat dari latar belakang penulis cerdas dan cerita lucu itu, mereka memiliki background pendidikan ataupun pekerjaan yang membuat kemampuan menulis mereka terasah dan kemampuan berpikir mereka terpacu untuk lebih kritis. Si penulis cerdas contohnya, ia memiliki background pendidikan sebagai mahasiswi komunikasi dan bekerja sebaga news content writer, pantaslah ia cerdas dan sangat mengetahui tentang issue politik, sosial, dll karena memang bidangnya seperti itu. Ninit Yunita pun seperti itu, ia seorang penulis, pantaslah ceritanya lucu dan menarik.

Kalau saya pikir bidang saya, saya seorang lulusan IT yang bekerja di bidang IT. Haruskah saya menulis tentang IT? Tentang teknologi terakhir? Tentang intelPentium, tentang bugs di windows dan patch-nya, tentang Java Programming Language dan IDE-nya? Tentang eclipse, IntelliJ, Bea WebLogic dan Drools ? Rasanya membosankan dan masih ada sejuta orang yang lebih jago dan pantas untuk menulis tentang issue-issue tersebut.

Aah.. Jadilah diri sendiri. Itulah kata-kata yang dapat saya katakan untuk menghibur diri saya sendiri. Namun kemudian saya berpikir, siapakah diri saya? Useless :( Padahal sungguh, saya tidak ingin menjadikan blog ini sebagai online diary picisan yang isinya sampah dan tidak menarik. Seperti judul blog saya, it's just a Joke. Saya menulis blog? a Joke, a not funny joke :(

Thursday, January 26, 2006

Barber Shop

Buat lo yang cowok yang sering cukur di Barber Shop atau buat cewek yang sering nemenin cowoknya ke Barber Shop, pasti udah familiar dengan ciri khas Barber Shop. Apakah itu? Itu adalah lampu panjang muter-muter yang berwarna merah putih biru. Pernah kepikiran ga itu warna negara apa dan kira-kira asalnya darimana? Gue juga gak tau sih tadinya, tapi beberapa hari lalu (lagi-lagi) gue dengerin GMHR di Hard Rock FM dan terungkaplah misteri itu.

Jadi begini ceritanya, ternyata warna merah putih biru itu berasal dari lambang negara Perancis. Sebenernya sih, menurut wikipedia, barber shop tuh awalnya bukan berasal dari negara perancis tapi entah kenapa warna itu jadi identik dengan negara perancis.

Yang menarik lainnya adalah bahwa dulunya barber shop itu tempat multi fungsi, selain untuk mencukur rambut atau jenggot, barber shop juga merupakan tempat dokter gigi dan bedah. Aneh kan? Sampai akhirnya berkembang, jadilah fungsi barber shop dipisah-pisah. Barber shop menjadi khusus untuk mencukur rambut, kumis, jenggot, dll. Dan untuk membedakannya, kalau dokter bedah dan gigi pake jubah putih panjang, sedangkan barber shop pake jubah putih yang lebih pendek [entah ini bener atau gak yah =D ]. Lucu yah kalo dipikir-pikir, tukang cukur bisa bedah orang juga.

Warna merah, putih dan biru pada lambang barber shop juga memiliki arti tertentu. Merah melambangkan darah, biru itu urat nadi dan putih adalah perban pembalut. Sesuai dengan fungsi awal barber shop yang juga membedah orang, jadi warna tersebut cukup representative =D hehehe

Well, that’s it, an interesting knowledge about barber shop. You should check it yourself =p

Wednesday, January 25, 2006

Raib?

Gue bingung, dari kemaren mau liat hasil postingan blog tapi error, yang keluar cuma tag tag html. Karena gue baca di blogger-nya kalo kemaren scheduled maintenance, jadi gue agak tenang. Tapi tadi pagi tampilan blog gue masih ancur sementara blog temen gue dan yang lainnya baik-baik aja dan ga ada tulisan scheduled maintenance di blogger. Panik. Sebel. Ternyata sebagian script template blog gue ilang, bingung. Kok bisa yah? Arrghhh! Kesel.

Buat yang belum pernah mengalami, back up deh template blog lo, sebelum harus re-design. Kesel =(

Tuesday, January 24, 2006

Infinite Dreams

Where are you?
Where have you been hiding?
I’ve searched the world all over
I’ve seen pictures of people I didn’t know
Just to catch a glimpse of your existence

Nope…
I didn’t find you there
Among those strangers I have met
Nor the friends and relatives I accidentally passed
Nothing leads me to you…

So where exactly are you?
Do you really exist?
Are you for real?
Or just a manifestation of my insane thoughts
And my un-real imagination
Of my infinite and endless dreams


Monday, January 23, 2006

Falling in Love is Easy

Chika dan Adhist, duduk di sofa empuk sebuah coffee shop terkenal di Jakarta. Mereka janjian ketemuan di coffee shop tersebut setiap rabu, sepulang kantor. Hari ini Chika memesan Caramel Macchiato kesukaannya, seperti biasa. Sementara Adhist memilih Hot Chocolate. Hujan masih mengguyur Jakarta dengan derasnya. Mereka memilih duduk agak di sudut, dekat kaca yang menghadap keluar dan satu line of sight dengan pintu masuk coffee shop tersebut, spot favorit Adhist. Sambil menyeruput minuman panasnya, Adhist memulai kebiasaannya, memperhatikan orang-orang sekitar dan menebak profesi serta kehidupannya kira-kira seperti apa. Ia sangat menyukai hobynya yang satu itu, menebak kehidupan orang dan mengarang masa depan mreka, sementara Chika heran apa asiknya, ia pikir hanya membuang waktu.

“Chik, liat deh pasangan yang baru masuk itu.”

“Yaps.. Emang kenapa?”

“Menurut lo, apa bedanya sama pasangan yang di belakangnya tuh, yang baru mau masuk juga?”

“Bo’ penting yah? Hmm.. Pasangan pertama cowoknya ganteng sementara yang kedua cowoknya biasa aja.”

“Duuh.. Asal banget sih lo… Serius dikit dong… Perhatiin deeh…”

“Mending lo langsung kasih tau gue, daripada gue harus nebak-nebak di sore syahdu begini. Dingin bo’ otak gue agak lelet kalo dingin…” Chika menjawab dengan asal.

“Arrgghh.. Masa lo gat au sih bedanya, it’s that obvious.” Adhist menjawab. Kemudian melanjutkan kata-katanya.

“Pasangan pertama tuh pasti udah lama pacarannya, kalo pasangan kedua pasti baru deh.” Adhist menjawab dengan yakin.

“Kenapa lo bisa berkesimpulan seperti itu?” Chika mulai tertarik.

“Soalnya pasangan pertama, cowoknya bukain pintu, ngasih dompet ke ceweknya trus bilang ‘Yang biasa yah sayang’, trus dia duduk sambil baca-baca majalah. Sementara pasangan kedua, cowoknya bukain pintu, ikut ngantri dan daritadi mereka berdua ga berhenti senyum-senyum, salting berdua gitu.”

“Duh dhist.. Teori lo tuh ga berdasar banget deh. Kali aja tuh cowok ambeyen, ga bisa diri lama-lama” Chika ilfil mendengar teori tak berdasar Adhist.

“Chika, kalo ambeyen itu malah ga bisa duduk lama-lama. Duh ngapain gue nanggepin kata-kata lo barusan yah…” Adhist menggerutu.

“Hahahahaha karena emang kata-kata gue lebih masuk akal daripada teori lo..”

“Bener kok Chik, kalo pas PDKT atau pertama-pertama pacaran, lo pasti diladenin sama cowok lo. Lama-lama, lo yang ngeladenin dia… Hhahahaah”

“Hahahahahahaha… Bisa aja lo… Tapi kalo dipikir-pikir, bener juga siih…” Chika mengakui teori asal Adhist kali ini.

Speaking of pacaran lama. Kemaren tuh gue sama Febby sempet gosipin lo gitu bo’. Menurut lo, orang pacaran lama karena cinta atau terbiasa?”

“Pertanyaan ga penting lagi, sekarang gue tanya, emang ada yah pacaran ga cinta? Lagipula apa bedanya sih?”

“Ada lah. Ada orang yang cinta karena terbiasa dan terbiasa karena cinta. Contohnya, lo pernah denger cinta lokasi kan? Nah itu salah satu contoh cinta karena terbiasa. Sering ketemu, biasa kerja bareng, akhirnya cinta deh. Kalo terbiasa karena cinta, yah dia terbiasa ada tuh orang di hidupnya karena dia cinta sama orang itu dan mau menjadikan orang itu bagian dari hidupnya… Begituuu…”

“Ah apa bedanya sih dhist.. Pacaran yah cinta, that simple…Kaya artis aja sih, cinta lokasi…”

“Duh bo’ belum tentu cinta lokasi tuh ga survive. Sekarang gini deh, lo pacaran sama Bejo dah 4 tahun, lo cinta atau terbiasa? Ada juga lho yang bertahan padahal ga sadar udah ga cinta, hanya karena terbiasa aja ada tuh orang di hidupnya.”

“Oh itu sih gampang. Karena Bejo sering Bengong Jorok dan mengajari gue gimana caranya Bengong Jorok bareng…” Chika menjawab sambil terbahak.

“Lo tuh yaah, ngeledek gue banget.. Serius dong Chik..”

I’ll take care of you, don’t be sad and don’t be blue. Just count on me, your whole life through and I’ll take care of you. Ponsel Chika berbunyi nyaring.

“Bentar yah dhist, Bejo nelfon nih.” Chika mengangkat telpon, berbicara sebentar kemudian menyudahinya.

“Kenapa? Bejo nyariin lo yah?”

“Iyah, biasa tanya dimana, mau pulang jam berapa.”

“Nah itu kan, lo terbiasa. Menurut lo dia nelfon lo karena terbiasa atau memang bener-bener sayang dan mengkhawatirkan lo, pengen tau keadaan lo dan memastikan lo baik-baik aja ?”

“Duh gak tau yah kalo dia, gue sih sayang sama dia. Dan gue terbiasa ada dia di hidup gue, mudah-mudahan untuk waktu yang lamaaa sekali.” Chika menjawab, mencoba terdengar meyakinkan, walaupun di dalam hatinya bertanya-tanya juga.

“Lo gitu, tapi dia?”

“Udah ah dhist, gue yakin dia sayang juga sama gue. Dan gue sayang banget sama dia. Gue rasa hubungan kita berdasarkan sayang, bukan terbiasa.” Chika menjawab, mencoba mengakhiri sesi pertanyaan yang dimulai oleh Adhist.

“Hmm.. You sound unsure, do you realize that?” Adhist akhirnya mengalah, mencoba menerima penjelasan Chika.

“Dhist, jatuh cinta sama orang tuh gampang tapi menjaga cinta sama seseorang itu yang lebih susah.”

Kemudian mereka berdua terdiam. Menocba menikmati kopi mereka masing-masing. Tiba-tiba Chika mengenggam tangan Adhist erat, matanya terbelalak.

“Dhist, cowok yang barusan masuk ganteng banget, tipe gue banget. Duuh.. Semoga dia duduk deket kita.”

“Hahahahaha gatel banget sih lo, baru aja lo bilang lo sayang banget sama Bejo, sekarang tiba-tiba lo bilang cowo itu tipe lo banget”

“Hehehehehehe” Chika terkekeh, dia membalas perkataan sahabatnya itu sambil mengerlingkan matanya dengan nakal.

Falling in love is easy

but staying in Love is another thing.”


Thursday, January 19, 2006

Cara menyupir = intelektualitas?

Hasil riset Reader’s Digest Asia menyatakan, hal teratas yang paling membuat orang-orang di kawasan Asia merasa terganggu dan kesal adalah pengendara kendaraan bermotor yang selebor, tidak tahu aturan. Sebagai warga Jakarta yang tiap hari terjebak macet dan lalu lintas ga beraturan tiap pagi dan sore, gue setuju dengan hasil riset ini. Ada aja yang bikin kesel, motor salip kanan kiri, sopir bus berhenti kemudia belok seenak jidat, sampe sesama pengendara mobil.

Gue pernah membuat teori asal tentang kesemrawutan ini. Teori gue menyatakan, cara berkendara seorang pengendara kendaraan bermotor mencerminkan intelektualitas dan pendidikan orang tersebut. Makanya suka muncul kata-kata kaya gini “Iiih mobil bagus-bagus nyupirnya sembarangan”, ga pernah kan ada komentar kaya gini “Iihh bus bagus-bagus nyupirnya sembarangan”, paling kita udah maklum dan cuma bisa ngomong “Aaarrghh dasar bus! Maen berhenti aja sembarangan” [Kecuali untuk Busway mungkin =D] . Gak, gue ga underestimate supir bus atau kendaraan umum lainnya, gue ga men-judge mereka atau gimana, kesempatan aja yang mungkin belum mampir ke mereka. Makanya gue paling kesel kalo ada mobil bagus, yang nyupir rapih, cantik atau ganteng, tapi nyupirnya keras kepala, ga mau kalah. Kayaknya ga pantes aja jadinya. Jomplang. Mending mobilnya dikasih ke sopir bajaj sekalian :) hehehehe

Suatu waktu, pas gue ke Cirebon, gue merasa teori asal gue itu bener-bener asal, dan runtuh begitu aja. Di daerah yang notabene bukan ibukota kaya Jakarta dan kesempatan pendidikannya mungkin ga sebebas di Jakarta, ternyata malahan lebih beradab dan “berpendidikan”. Yang terlihat bukan lagi intelektualitas di mata gue, yang ada cuma persaudaraan, saling mengalah dan menghormati. Bagi yang belum pernah ke Cirebon, waktu gue ke Cirebon dulu, mayoritas orang memilih becak sebagai alat transportasi. Becak tersedia dimana-mana. Lengkap dengan klakson dari klencengan persis kaya di leher sapi. Begitu klakson dibunyiin, yang laen saling ngalah, entah itu mobil, pejalan kaki, atau becak lainnya. Ajaib banget kan, kalo di Jakarta sih mungkin tuh becak udah digiles sama truk karena kesel [Ok, mungkin ga segitunya yah :) ]. Jadilah keliling kota naik becak, tukang becaknya kuat-kuat, jaraknya jauh banget tapi mereka enjoy nge-genjot. Pokoknya cukup menyenangkan deh. Tapi itu udah lebih dari 5 tahun yang lalu sih, jadi cerita gue ini ga bisa dijadiin fakta yang akurat juga :) .

Jadi sebenernya apa yah yang membuat pengguna jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya menjengkelkan? Mungkin persaingan dan ketatnya waktu di kota besar yang membuat orang-orangnya jadi lebih egois, buru-buru dan kehilangan sense of humanity-nya. Semua dijalanin dengan ngotot, ambisi, nafsu. Semua berasa kepentingan dirinya yang paling penting dan patut di dahulukan, menjalani hidupnya udah ga pake “rasa”. Kaya robot. Kayaknya kadang kita lupa, kalo kita sama-sama manusia. Yang harusnya saling menyayangi. Bukan saling membenci.

Bacaan Bermutu

Dari seluruh hasil browsingan gue selama ini, akhirnya gue menemukan bacaan bermutu. Selain berita-berita dari detik*, kompas, tempointeraktif tentunya. Coba ke Reader's Digest Asia. Menghibur! Selamat membaca =)

*detik sedikit menyebalkan, banyak iklan-iklan jadi load page-nya lama bangeeet..

Wednesday, January 18, 2006

a reason

Kalau ditanya apa yang sedang trend dan hangat-hangatnya dibahas di masyarakat kita, mungkin jawaban kita akan sama. Issue formalin dan bakso tikus. Sebenernya gue ga pernah bener-bener liat tayangan di TV yang meliput pembuatan bakso tikus dan makanan berformalin tapi gue sempet liat iklan acara tersebut di salah satu stasiun TV terbesar di Indonesia. Pertama kali liat, kaget pastinya. Mual. Kalau mengingat makanan-makanan yang pernah gue santap mungkin mengandung formalin atau daging tikus =( . Saat itu saya sama marahnya dengan kebanyakan penduduk di Indonesia. Bagaimana mungkin selama ini kita memakan makanan yang sebegitu membahayakannya tanpa pengawasan pemerintah dan sepengetahuan diri sendiri. Semua orang sepertinya langsung antipati, mengambil langkah keras. Tidak mengkonsumsi makanan yang kemungkinan berformalin dan berdaging tikus itu ataupun kalau masih berani mengkonsumsinya, mereka memilih yang masih segar, seperti ikan segar yang masih hidup, bukan lagi ikan-ikan yang telah dijejerkan di bilik penjualnya.

Sampe beberapa waktu berita itu disiarkan, gue ga terlalu perhatiin dampak dan akibat berita itu buat sekeliling gue. Sampe tadi malem, gue ngobrol sama ade gue. Dia cerita.

Tau ga teh. Tukang bakso yang biasa jualan deket rumah, yang biasa dibeli mbak. Dia pulang kampung. Katanya bangkrut, udah ga ada yang mau beli bakso karena takut daging tikus atau pake formalin.”

Gue kaget dengernya. Ga nyangka bakal segitunya. Hidup satu orang yang ternyata tergantung dari penjualan bakso itu ternyata harus berganti drastis. Dan hari ini gue lebih kaget lagi karena sampai ada pabrik yang terancam bangkrut. Padahal pabrik itu pasti memiliki ribuan karyawan yang bergantung pada eksistensi pabrik tersebut. Berita itu bisa diliat disini.

Gue bingung harus gimana. Mau nyalahin pemerintah, kayaknya dia udah banyak disalahain dan ga berguna juga nyalahin mereka. Toh ga ada bukti nyata perubahan-perubahan yang mereka buat (Sorry bukannya gue pesimis). Terus sekarang gimana? Gue sendiri sih takut makan-makanan yang beresiko tinggi begitu. Tapi kalo diliat lebih jauh, ternyata ada orang-orang yang hidupnya bergantung pada penjualan makanan tersebut. Mungkin mereka tidak bersalah. Yang jelas, Allah pasti punya rencana di balik semua kejadian. Seperti Chandra pernah bilang, “Everything happens for a reason.”, daun gugur pun dengan izin Allah. Dan “reason” dari Allah pasti punya makna dan hikmah yang terbaik untuk umatnya. Amiin.. J

Monday, January 16, 2006

time

Time...

Is one thing you never had for me

And one thing that you could never gave me

Saturday, January 14, 2006

People Always Leave

Yes. People always leave.
They will come and go in your life.
Some of them would only stay for a moment,
while the others stay a moment longer.
But in the end, they will always leave.

And memories are all we really own.

Thursday, January 12, 2006

Sweets for the Sweet

He handed out a bag of sweets and said. "Sweets for the sweet". He smiled.

She was quite surprised, smiled back and said. "Thank you. That's very sweet of you."

He said. "You're welcome. Just like I said before, sweets for the sweet =) ".

ada kah ku sedikit di hatimu?

ketika kurasakan sudah
ada ruang di hatiku yang kau sentuh
dan ketika kusadari sudah
tak selalu indah cinta yang ada

mungkin memang ku yang harus mengerti
bila ku bukan yang ingin kau miliki
salahkah ku bila
kaulah yang ada di hatiku

adakah ku singgah di hatimu
mungkinkah kau rindukan adaku
ada kah ku sedikit di hatimu

bila kah ku menggangu harimu
mungkin kah kau tak inginkan adaku
ada kah ku sedikit di hatimu

bila memang ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat kumiliki
salahkah ku bila
kaulah yang ada di hatiku

bila cinta kita tak kan tercipta
ku hanya sekedar ingin tuk mengerti
adakah diriku singgah di hatimu
dan bilakah kau tau
kaulah yang ada di hatiku

Wednesday, January 11, 2006

Matahariku

Aku kira kaulah matahariku
Menyinariku dengan kasih sayangmu
Menyingirkan hari-hari kelabu ku

Namun ternyata kau bukan matahariku
Kau hanyalah pelangi yang indah
Dengan berbagai warna
Yang memabukkanku dengan keindahanmu

Untuk kemudian pergi
Setelah hanya beberapa waktu menghiasi

Tuesday, January 10, 2006

Jihad

Pagi ini, seperti biasa, dalam perjalanan gue ke kantor, gue dengerin Hard Rock FM. There was another fight. A couple who had been married for 5 years was caught in a jealousy fight. Jadi gini ceritanya. Ada suami istri, namanya Mawan dan Linda. Linda udah beberapa bulan pindah ke perusahaan baru dan di perusahaan baru ini dia punya temen kerja namanya Bram. Mawan curiga akan hubungan Bram dan Linda, dia pikir Linda selingkuh dengan Bram. Karena hampir setiap hari Bram anterin Linda pulang dari kantor. Linda sering pulang malam, sampai jam 10 malam. Dan sampai di rumahpun, malam hari, Bram sering sms Linda atau menelponnya pagi-pagi sebelum ke kantor. Mawan kesal. Cemburu. Dia menuduh istrinya selingkuh.

Dua penyiar Hard Rock FM menelfon Linda dan Mawan. Percakapan mereka kira-kira seperti ini;

“Aku yakin kamu ada apa-apanya sama si Bram itu. Kalau dulu-dulu kamu deket sama temen kantor kamu, aku gapapa, kali ini beda. Aku yakin.”

“Apa sih. Aku kan udah jelasin. Kenapa harus ditanya lagi. Ga ada apa-apa.”

“Kamu tuh. Sering smsan, telpon-telponan. Kalo sama temen kantor kamu yang dulu, kamu ga kaya gini, sekarang kaya ada yg di tutup-tutupin.”

“Apa sih yang aku tutupin. Belum ada aja kesempatan buat mengenalkan kamu ke Bram. Kamu kenapa sih. Biasanya kamu ga kenapa-kenapa. Sekarang kok jadi begini. Kalo kamu mau, ayo kita ketemu bertiga. Biar aku kenalin kamu ke Bram, biar kamu tau kalo ga ada apa-apa.”

“Gak. Ga perlu. Aku ga mau. Aku cuma mau kasih tau kamu, kalo kamu bisa selingkuh, aku juga bisa. Bukan Cuma kamu.”

Kemudian penyiar Hard Rock bertanya. “Apakah kamu benar-benar pernah melakukannya Wan?”

Mawan jawab. “Iya. Gue pernah.”

Kemudian Linda mengatakan kalimat ini. Sweet banget menurut gue.

“Tapi aku ga pernah. Aku ga kaya yang kamu tuduhkan ke aku. Aku ga selingkuh dari kamu.

Kalo aku boleh jujur. Kesempatan dan godaan yang datang ke aku tuh banyak banget dan sering banget. Dan aku ga pernah berpikiran untuk jatuh ke dalam godaan itu.

Karena aku udah commit sama kamu. Waktu aku memutuskan untuk menikah sama kamu. Aku udah commit untuk mencurahkan seluruh hidup aku untuk kamu, untuk anak kita. Harusnya kamu tahu aku. Harusnya kamu kenal aku dengan baik Dengan seluruh rasa yang aku punya untuk kamu.”

“Aku merasa, aku ga kenal sama kamu beberapa bulan ini. Aku kecewa sama kamu.”

“Sekarang coba kamu pikir. Aku ga ngerti kenapa kamu ngomong kaya begitu. Dengan segala kecurigaan kamu yang ga beralasan dan ga bisa dibuktikan dan dengan pengakuan kamu. Sementara aku tetep commit sama kamu selama ini. Yang seharusnya kecewa siapa? Yang harusnya sakit hati siapa? Harusnya aku kan, bukan kamu. Yaudah. Udahlah.”

Kemudian Linda menutup telponnya. Gue rasa dia terlalu sakit hati dan kecewa.

Begitulah kira-kira cerita tadi pagi. Gue jadi inget kata-kata bokap gue semalam. “Menikah itu jihad. Dua orang di dalamnya harus berusaha keras dalam pernikahan. Bayangkan yang laki-laki udah ga boleh larak-lirik dengan perempuan lain karena dia sudah memiliki istri. Begitupula istrinya.

Setelah cerita tadi pagi dah gue sambungin sama kata-kata bokap gue tadi malam, gue jadi bisa bayangin gimana beratnya. Nikah itu jihad. Kita menikah karena Allah. Kita menikah karena perintah Allah dan kemudian dicontohkan oleh Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW. Coba kalau Allah tidak memerintahkan untuk menikah untuk menghalalkan hubungan suami istri dan tidak dicontohkan oleh para Nabi. Mungkin kita semua tidak akan menikah dan tidak tahu caranya menikah. Mungkin kita akan hidup bersama satu atap atau kumpul kebo istilahnya =p hehehe seperti di film-film. Namun tidak, sebagai umat Muslim yang yakin, kita menikah.

Menurut gue, menikah pun bukan suatu akhir. Bukan akhir dari sebuah cerita cinta yang happy ending and live happily ever after. Wake up! We’re not Cinderella and Prince Charming. That only happens in the movies. Menikah itu awal, bukan akhir. Menikah itu awal dari proses pembelajaran, tanggung jawab, komitmen dan kesetiaan. Di dalamnya masih banyak perjuangan. Ga semua laki-laki punya keberanian dan kesetiaan sebesar itu dan ga semua wanita punya kesabaran sebesar itu. Betapa hebatnya orang-orang yang berani dan memutuskan untuk menikah pada saatnya. Termasuk orang tua kita=) It’s not easy. Menikah itu awal, menikah karena perintah Allah untuk menghindari zina, untuk meneruskan ajaran Islam di dunia dan beriman kepada Allah.

Amiin.. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang taat kepada Allah SWT… =) Dan kelak akan menikah pada saatnya, serta diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk mengarunginya. Amiin.. =)

Can't Take My eyes Of U

And so it is
Just like you said it would be
Life goes easy on me
Most of the time
And so it is
The shorter story
No love, no glory
No hero in her sky

I can't take my eyes off of you
I can't take my eyes...

And so it is
Just like you said it should be
We'll both forget the breeze
Most of the time
And so it is
The colder water
The blower's daughter
The pupil in denial

I can't take my eyes off of you
I can't take my eyes...

Did I say that I loathe you?
Did I say that I want to
Leave it all behind?

I can't take my mind off of you
I can't take my mind...
My mind...my mind...
'Til I find somebody new

Monday, January 09, 2006

Sun Tzu

Gue baca beberapa buku dan penulis-penulis di buku itu selalu menyebutkan suatu buku bagus yang pernah mereka baca. The Art of War by Sun Tzu. Kemaren pas gue pergi ke toko buku di Kemang, ada buku itu. Karena takut salah beli, gue memutuskan untuk cari dulu di amazon.com dan hasilnya adalah ini. Gue bingung yang mana.. Banyak bener... Dan buku yang gue liat di toko buku kemang kemaren, covernya sama sekali beda.. Takut salah beli =(

Busway

Gue rasa busway perlu meningkatkan layanannya. Mereka harusnya menyediakan handel pegangan untuk
pelanggan yg agak lebih rendah, sehingga orang-orang seperti saya tidak harus sedikit berjinjit dan
takut jatoh ke depan, yang akan terlihat sangat memalukan.

Wednesday, January 04, 2006

Tak kan Lagi

Tak kan lagi...
Kubuat hatimu
Resah dan gelisah s'lalu
Yang dulu biarlah berlalu
Maafkan aku..

1001 malam

this writing, I would love to say it a poetry but I don't think it's decent enough to be called poetry, was wrote by me a couple of years ago. When I need the attendance of the one I loved so much. It doesn't reflect the situation or how I feel right now, I just want to post this.

aku terpaku disini
masih mencoba tuk mengerti
ribuan kata yg kau ucapkan kali ini
menyayat hatiku dari segala sisi
aku masih terpaku disini
semakin tak mengerti
manusia yg berdiri dihadapanku
semakin tak kukenali
kita terjadi dari sejuta kisah
seribu satu malam yg indah
bukan hanya satu malam semu
yang hanya berhiaskan kelambu
kucoba beranjak tinggalkan tempat ini
serta pahami semua yang terjadi
dan berlalu meski harus tanpamu..
- 22 Okt 04, 10.30 AM -

Dunia Maya

Kemarin saya berjalan-jalan di dunia maya. Menemukan situs yang sangat bagus ini. Berisi harta karun =D

Selamat menikmati [kaya rumah makan yah =) hehehe]